Saya sang bulan yang tertutup awan dengan warna yang sedikit sendu.
Saya sang bulan yang kadang unjuk gigi, tapi kadang bersembunyi di balik bantalan awan gelap.
Seringkali saya malu ketika mata-mata tanpa cahaya itu menatap saya, mungkin mereka mencoba berbicara dan bertanya mengapa. Tapi tentu saja saya tidak tahu.
Saya senang berada disana, awan hitam yang melindungi dan menjaga saya. Apalagi saat hujan seperti ini.
Bersembunyi.. membiarkan lampu-lampu berkelip dibawah rintikan hujan. Mungkin sinarnya dapat menggantikan kepunyaan saya. Karena ada kalanya saya membiarkan tugas saya diambil alih, agar saya dapat menatap diri saya sendiri di depan cermin.
Saya sang bulan yang sudah bosan melihat orang-orang yang terlalu sibuk dengan urusan mereka, yang berlalu lalang. Itu semua membuat saya pusing.
Kemudian saya akan berpindah tempat ke belahan bumi yang lain, mungkin mereka disana sudah menunggu kedatangan saya. Orang-orang baru dapat saya lihat di sana, wajah yang berbeda. sampai saya kembali bosan.
Mungkin inilah enaknya jadi saya, berpindah tempat dan muncul semau saya. Tapi taukah tidak enaknya jadi saya?
Semua tahu, tidak ada bulan yang lain selain saya. Dengan kata lain saya butuh bulan yang lain.
Bolehkah jika di langit ada dua bulan yang sama duduk berdampingan??
Semua tahu, saya punya teman. Matahari namanya. Tapi dia begitu jauh, hanya dengan awan kamu dapat bertukar kabar. Tahukah kalian, ternyata dia disana mengalami kebosanan yang sama dengan saya.
Tapi beginilah saya. Sang bulan yang sudah menikmati perannya.
Langit gelap dan bantalan awan hitam didekat saya, dan mungkin kamu di sana sedang menatap saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar