Jumat, 27 Desember 2013

December again

I'm so glad you made time to see me
How's life? Tell me, how's your family?
I haven't seen them in a while

You've been good, busier than ever

                                                        "Back to December_Taylor Swift"
Mendengarkan lagu ini, ingatan diam-diam kembali pada desember yang lalu, saat dia memilih untuk mengosongkan rumah. 

Ahh.....saya bisa apa? Ingatan ini nyatanya begitu kuat dan pelan-pelan sesak terasa menghentikan denyut nadi.
Desember hanya desember, hanya saja kenangan di sana yang membuatnya berbeda.
Kenapa saya mengingat luka di desember ini? Begitulah saya, mengingat-ingat yang seharusnya dilupakan.
Tapi nyatanya, sebuah luka juga bisa membuat kita belajar, setidaknya menguji kemampuan kita. Apakah kuat atau tidak.

ya, desember lalu, saya hampir kehilangan kepercayaan saya pada cinta. Hal ini membuat saya bertanya apakah cinta memang begitu menyesak-kan?
Siapa sangka rumah yang susah payah dibangun dan dihias, ditinggalkan begitu saja hanya karena suasana yang sudah membosankan. Mungkin ini hanya alasan karena dia menginginkan rumah yang dia inginkan. Belum tentu lebih baik, belum tentu lebih nyaman, belum tentu terawat, dan belum tentu rumah itu belum berpenghuni. Entahlah, ini hanya sebuah pilihan yang akhirnya menjauhkan.

Setahun, dan saya masih disini mencoba menyelami maksud dari perpisahan yang diciptakan.
Siapa tahu ada rencana yang lebih OK...


Tidak ada komentar: